TREN marketing yang memanfaatkan media sosial memunculkan profesi baru,social media specialist. Karier ini cukup cerah mengingat era digital makin berjaya. Di Amerika Serikat, profesi ini diganjar honor yang amat menggiurkan.
Jalan membangun brandinglewat pemanfaatan jejaring sosial semakin populer.Mulai dari perusahaan raksasa nasional,usaha kecil dan menengah (UKM),hingga ranah politik,tidak sedikit yang memanfaatkan media tersebut. Memang,membangun brandlewat media sosial punya kelebihan tersendiri. Langkah seperti promotion conversation,yaitu pendekatan horizontal yang dikembangkan pemasar dengan menciptakan percakapan antara branddan pelanggan,adalah salah satu yang menjadi kelebihan berjualan lewat media sosial.
Intinya,mengajak pelanggan untuk berbincang lebih akrab menjadi pendekatan baru dalam pemasaran.“Social mediasecara fundamental mengubah cara perusahaan berkomunikasi,yang semula satu dan dua arah,menjadi segala arah,”papar pakar marketing dan social media Yuswohady. Karena itu,profesi yang menangani media sosial semakin banyak dibutuhkan, dan akhirnya memunculkan pekerjaan social media specialist.Hal ini dibenarkan Online Strategist dan Technical Advisor di Virtual Consulting,PT Virtual Media Nusantara Nukman Luthfie.
Ia mengatakan,dalam sebuah artikel berjudul “Newest Professions,Growing Salaries”, dibahas berbagai profesi baru dengan gaji yang semakin membengkak.Di antaranya adalah bloggerdan manajer media sosial. “Beberapa tahun lalu,tugas menangani social media dikerjakan oleh marketing manageratau direktur komunikasi. Sekarang bidang social mediamempunyai jejak karier tersendiri,”papar Nukman.
Berapa penghasilan yang dikantongi profesi ini? The United States Bureau of Labor menyatakan,seorangsocial media specialist dalam setahun bisa menghasilkan USD51,280 atau lebih dari Rp400 juta. Pengalaman,tipe perusahaan yang ditangani,dan lokasi menentukan besarnya pendapatan dalam karier profesi ini.Di negara maju telah banyak bermunculan perusahaan virtual consulting, ada pula freelance social media specialist. Di Indonesia,profesi ini mulai aktif berjalan 3 tahun belakangan.
Para pelakunya bekerja di perusahaan bersangkutan maupun agensi yang menangani beberapa brand. Lastri Marselina salah satunya.Wanita yang bekerja di sebuah brand ritel optik ternama ini didaulat mengasuh Twitter dan Facebook merek bersangkutan. “Saya dituntut bisa menjawab pertanyaan followerkami dengan cepat,tepat,dan memuaskan, ”sebut Lastri.Ia bertanggung jawab mengupadate promosi hingga menangani keluhan pelanggan,seperti pesanan kacamata yang belum kelar atau menanyakan lokasi outlet terdekat.
Lain lagi dengan Wulan Muhariani yang bekerja di sebuah agensi media relation, yang ditunjuk mengasuh Twitter sebuah jasa transportasi terkenal dengan follower mencapai 18.000.Ia mengakui kampanye lewat media sosial amat kuat pengaruhnya bagi masyarakat.Namun,dia juga tak sembarang men-tweet. Wulan dan timnya hampir setiap hari merumuskan content management strategy dan crisis communication,baru kemudian melakukan eksekusi.
“Kami punya SOP yang harus dijalani,jadi sudah ada rencana hari ini mau ngetweet apa agar info yang ditampilkan enggak monoton,”katanya. Menurut Lastri dan Wulan, beberapa keluhan yang sering muncul dari pelanggan biasanya adalah barang ketinggalan atau pesanan armada yang tidak kunjung datang,sampai pemesanan via mobile. Sebelumnya Wulan menangani Twitter ajang Sea Gameske-26 yang mengharuskan dirinya bolak balik Jakarta-Palembang.
Tekanan amat dirasakan mengingat saat itu berbagai berita negatif ditujukan pada pelaksanaan Sea Gamespada November tahun lalu. Ia diharuskan menangani akun @seag2011sebelum, selama,dan sesudah perhelatan.“Kalau sebelum event kami buat status kesiapan Pemda Sumsel (Sumatera Selatan) menyiapkan infrastruktur Sea Games,selama pertandingan kami update terus jadwal pertandingan dan hasilnya, sedangkan pada pasca,lebih pada dampak event,misalnya perekonomian masyarakat Sumsel yang meningkat,” katanya.
Sementara,Donny Setiawan didapuk mengasuh Twitterdan Facebook milik seorang politisi yang berniat mencalonkan diri menjadi presiden pada pemilu 2014 mendatang.Di samping menangani dua jejaring sosial ini,ia juga bertanggung jawab mengisi blog sang figur publik tersebut.Pria yang bekerja di sebuah portal berita ini sejak awal memang fanatik dengan dunia digital.“Apalagi dibayar,senangnya jadi dobel. Jadi,saya kerja seperti layaknya ngejalaninhobi saja,”kata Donny.
Namun,untuk menjalani profesi sebagai social media specialist,menurut dia,tidak semua orang berkompeten. Hampir semua orang bisa menggunakan Twitter dan Facebook,tapi dalam hal ini, skillmutlak diperlukan. Kesanggupan belajar dalam waktu cepat dan pengetahuan yang luas amat diperlukan sebagai social media specialist yang andal.Pengetahuan mendalam berkaitan dengan sosok atau brand yang dipegang, mau tak mau harus dimiliki dalam waktu relatif singkat.
“Tidak mungkin kami menangani social media seseorang atau perusahaan tanpa tahu latar belakangnya secara detail karena kami berbicara atas nama orang atau brand itu,”kata Donny. Untuk itu,dia pun melahap berbagai buku yang pernah ditulis menyangkut sang tokoh, termasuk biografi,dalam waktu hanya sebulan.
Baik Lastri, Wulan,maupun Donny meyakini profesi yang digelutinya itu memiliki prospek cerah ke depan mengingat era digital sudah masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan.
(tty)
Jalan membangun brandinglewat pemanfaatan jejaring sosial semakin populer.Mulai dari perusahaan raksasa nasional,usaha kecil dan menengah (UKM),hingga ranah politik,tidak sedikit yang memanfaatkan media tersebut. Memang,membangun brandlewat media sosial punya kelebihan tersendiri. Langkah seperti promotion conversation,yaitu pendekatan horizontal yang dikembangkan pemasar dengan menciptakan percakapan antara branddan pelanggan,adalah salah satu yang menjadi kelebihan berjualan lewat media sosial.
Intinya,mengajak pelanggan untuk berbincang lebih akrab menjadi pendekatan baru dalam pemasaran.“Social mediasecara fundamental mengubah cara perusahaan berkomunikasi,yang semula satu dan dua arah,menjadi segala arah,”papar pakar marketing dan social media Yuswohady. Karena itu,profesi yang menangani media sosial semakin banyak dibutuhkan, dan akhirnya memunculkan pekerjaan social media specialist.Hal ini dibenarkan Online Strategist dan Technical Advisor di Virtual Consulting,PT Virtual Media Nusantara Nukman Luthfie.
Ia mengatakan,dalam sebuah artikel berjudul “Newest Professions,Growing Salaries”, dibahas berbagai profesi baru dengan gaji yang semakin membengkak.Di antaranya adalah bloggerdan manajer media sosial. “Beberapa tahun lalu,tugas menangani social media dikerjakan oleh marketing manageratau direktur komunikasi. Sekarang bidang social mediamempunyai jejak karier tersendiri,”papar Nukman.
Berapa penghasilan yang dikantongi profesi ini? The United States Bureau of Labor menyatakan,seorangsocial media specialist dalam setahun bisa menghasilkan USD51,280 atau lebih dari Rp400 juta. Pengalaman,tipe perusahaan yang ditangani,dan lokasi menentukan besarnya pendapatan dalam karier profesi ini.Di negara maju telah banyak bermunculan perusahaan virtual consulting, ada pula freelance social media specialist. Di Indonesia,profesi ini mulai aktif berjalan 3 tahun belakangan.
Para pelakunya bekerja di perusahaan bersangkutan maupun agensi yang menangani beberapa brand. Lastri Marselina salah satunya.Wanita yang bekerja di sebuah brand ritel optik ternama ini didaulat mengasuh Twitter dan Facebook merek bersangkutan. “Saya dituntut bisa menjawab pertanyaan followerkami dengan cepat,tepat,dan memuaskan, ”sebut Lastri.Ia bertanggung jawab mengupadate promosi hingga menangani keluhan pelanggan,seperti pesanan kacamata yang belum kelar atau menanyakan lokasi outlet terdekat.
Lain lagi dengan Wulan Muhariani yang bekerja di sebuah agensi media relation, yang ditunjuk mengasuh Twitter sebuah jasa transportasi terkenal dengan follower mencapai 18.000.Ia mengakui kampanye lewat media sosial amat kuat pengaruhnya bagi masyarakat.Namun,dia juga tak sembarang men-tweet. Wulan dan timnya hampir setiap hari merumuskan content management strategy dan crisis communication,baru kemudian melakukan eksekusi.
“Kami punya SOP yang harus dijalani,jadi sudah ada rencana hari ini mau ngetweet apa agar info yang ditampilkan enggak monoton,”katanya. Menurut Lastri dan Wulan, beberapa keluhan yang sering muncul dari pelanggan biasanya adalah barang ketinggalan atau pesanan armada yang tidak kunjung datang,sampai pemesanan via mobile. Sebelumnya Wulan menangani Twitter ajang Sea Gameske-26 yang mengharuskan dirinya bolak balik Jakarta-Palembang.
Tekanan amat dirasakan mengingat saat itu berbagai berita negatif ditujukan pada pelaksanaan Sea Gamespada November tahun lalu. Ia diharuskan menangani akun @seag2011sebelum, selama,dan sesudah perhelatan.“Kalau sebelum event kami buat status kesiapan Pemda Sumsel (Sumatera Selatan) menyiapkan infrastruktur Sea Games,selama pertandingan kami update terus jadwal pertandingan dan hasilnya, sedangkan pada pasca,lebih pada dampak event,misalnya perekonomian masyarakat Sumsel yang meningkat,” katanya.
Sementara,Donny Setiawan didapuk mengasuh Twitterdan Facebook milik seorang politisi yang berniat mencalonkan diri menjadi presiden pada pemilu 2014 mendatang.Di samping menangani dua jejaring sosial ini,ia juga bertanggung jawab mengisi blog sang figur publik tersebut.Pria yang bekerja di sebuah portal berita ini sejak awal memang fanatik dengan dunia digital.“Apalagi dibayar,senangnya jadi dobel. Jadi,saya kerja seperti layaknya ngejalaninhobi saja,”kata Donny.
Namun,untuk menjalani profesi sebagai social media specialist,menurut dia,tidak semua orang berkompeten. Hampir semua orang bisa menggunakan Twitter dan Facebook,tapi dalam hal ini, skillmutlak diperlukan. Kesanggupan belajar dalam waktu cepat dan pengetahuan yang luas amat diperlukan sebagai social media specialist yang andal.Pengetahuan mendalam berkaitan dengan sosok atau brand yang dipegang, mau tak mau harus dimiliki dalam waktu relatif singkat.
“Tidak mungkin kami menangani social media seseorang atau perusahaan tanpa tahu latar belakangnya secara detail karena kami berbicara atas nama orang atau brand itu,”kata Donny. Untuk itu,dia pun melahap berbagai buku yang pernah ditulis menyangkut sang tokoh, termasuk biografi,dalam waktu hanya sebulan.
Baik Lastri, Wulan,maupun Donny meyakini profesi yang digelutinya itu memiliki prospek cerah ke depan mengingat era digital sudah masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan.
(tty)
sumber:
Comments
Post a Comment