SUMBER Tulisan:
http://bunda-kecil.blogspot.com/2013/02/kaitan-antara-golongan-darah-dengan.html
http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/11/komunikasi-asertif/
1. Komunikasi   Asertif
Berkomunikasi adalah   hal penting yang harus kita lakukan kapan dan dimana
saja. Banyak cara   berkomunikasi yang dipilih untuk dilakukan masing-masing
orang. Salah satunya   adalah berkomunikasi dengan cara asertif.
Asertivitas adalah   suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang
diinginkan, dirasakan,   dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap
menjaga dan menghargai   hak-hak serta perasaan pihak lain. Dalam bersikap
asertif, seseorang   dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam
mengekspresikan   perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proporsional,   tanpa
ada maksud untuk   memanipulasi, memanfaatkan atau pun merugikan pihak
lainnya.
Komunikasi Asertif   adalah komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri
dan orang lain.   Komunikasi assertive tidak menaruh perhatian hanya pada   hasil
akhir tapi juga   hubungan perasaan antar manusia.
Tujuan cara   berkomunikasi asertif adalah membina hubungan tanpa
melakukan penolakan   terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain,   asertifitas
bukan strategi untuk   semata-mata kepentingan diri sendiri, namun strategi ini
memungkinkan anda   menyadari bahwa andalah penentu perilaku anda sendiri dan
anda dapat memutuskan   apa yang anda lakukan atau tidak. Kita juga menyadari
kondisi yang sama yang   dihadapi orang lain dan tidak berusaha mengendalikan
mereka.
Bila kita asertif,   maka kita bisa mengungkapkan preferences kita mengenai
perilaku pihak lain.   Kita dapat meminta pihak lain untuk melakukan sesuatu bagi
kita atau melakukan   suatu pekerjaan namun kita juga sadar apakah mereka akan
lakukan atau tidak   terserah mereka. Skil asertif ini sulit dipelajari karena   banyak
dari kita tumbuh tanpa   menggunakannya dan seringkali tidak sesuai dengan
keinginan kita, karena   terkadang kita mendorong orang lain untuk melakukan apa
yang ingin kita   lakukan dan karena terkadang kita takut akan konflik.
Ciri-ciri Komunikasi   Asertif adalah:
a. Terbuka dan jujur   terhadap pendapat diri dan orang lain
b. Mendengarkan   pendapat orang lain dan memahami
c. Menyatakan pendapat   pribadi tanpa mengorbankan perasaan
orang   lain
d. Mencari solusi   bersama dan keputusan
e. Menghargai diri   sendiri dan orang lain, mengatasi konflik
f. Menyatakan perasaan   pribadi, jujur tetapi hati-hati
g. Mempertahankan hak   diri
Keuntungan dengan   berkomunikasi asertif:
a. Meningkatkan self   esteem dan percaya diri dalam mengekspresikan
diri   sendiri
b. Dapat berhubungan   dengan orang lain dengan konflik,
kekhawatiran dan   penolakan yang lebih sedikit
c. Dapat bernegosiasi   lebih produktif dengan orang lain
d. Membuat kita lebih   relax, karena kita tahu bahwa kita hampir bisa
mengatasi semua   situasi dengan baik
e. Membantu kita fokus   pada kondisi saat ini,daripada terlalu
memperhatikan hal yang   terjadi di masa lampau atau masa depan
f. Kita dapat   mempertahankan "penghargaan terhadap diri sendiri"
tanpa mengacuhkan   pihak lain dan ini dapat membangun
penghargaan terhadap   diri kita dari pihak lain
g. Meningkatkan   hubungan antar manusia pada pekerjaan dan
mengurangi   kesalahpahaman
h. Meningkatkan   keyakinan diri dengan mengurangi godaan untuk
menyesuaikan diri   dengan standar orang lain dan keinginan
mendapat persetujuan   mereka
i. Membiarkan orang   lain menjalankan hidupnya dengan hasil yang
mereka pilih, tanpa   kita berusaha mengontrol mereka sehingga
mengurangi ketegangan   yang mungkin timbul
j. Merupakan   satu-satunya strategi yang memperkaya hubungan kita
dengan orang   lain
Hambatan yang didapat   saat mencoba untuk assertive:
a. Tindakan dan cara   berpikir negatif yg membatasi peluang anda
b. Conflict - Takut   menghadapi konflik sehingga menghindari
tanggapan assertif   dalam situasi yang menentukan
c. Keterampilan   komunikasi - Ketidakmampuan menanggapi berbagai
situasi mengakibatkan   emosi, pikirkan dan kecemasan yang negatif
d. Tradition,   education sewaktu kita masih anak-anak
Unsur-unsur dalam   komunikasi assertive:
1. Terbuka dan jelas -   upayakan kamu mengkomunikasikan secara
jelas dan spesifik.   Misalnya: "saya kurang suka ini" , "Hm
.saya
menyukai rencana itu,   hanya saja mungkin ada beberapa bagian
yang bisa ditingkatkan   (bahasa halus dari diperbaiki)", "saya punya
pendapat yang berbeda   yaitu
."
2. Langsung    Berbicara langsung dengan orangnya, jangan
membawa masalah ke   orang lain yang tidak berhubungan.
3. Jujur  agar orang   percaya kepada kamu
4. Tepat dalam   bersikap, pastikan memperhitungkan nilai social
dalam berbicara.   Terang-terangan mengajak kencan seorang wanita
pada saat dia sedang   di pesta pernikahannya tentu saja akan
membawamu dalam   masalah.
5. Tanyakan umpan   balik. "Apakah sudah jelas? Atau ada
pertanyaan?".   Menanyakan umpan balik menjadi bukti bahwa
kamu lebih   mengutarakan pendapat daripada perintah.
1. Jadilah pendengar   aktif, dan pastikan kamu menunjukan kepada
mereka kalau kamu   mendengarkan dan paham (misalnya dengan
membuat kontak mata).   Jangan memanfaatkan waktu mendengar
untuk mempersiapkan   serangan balik.
2. Katakanlah apa yang   sedang kamu pikirkan dan rasakan. Jangan
terlalu memaksa   ataupun terlalu meminta maaf. Pada saat berbicara
perhatikan body   language kamu, pastikan postur tubuhsesuai
(seperti berdiri   tegak) membuat kontak mata, ekspresi wajah yang
sesuai, dan berbicara   cukup keras untuk didengar. Nada suara
jangan monoton agar   orang lain mudah mengikuti-mu dan tidak
merasa terganggu atau   bosan.
3. Katakanlah apa yang   kamu harapkan. Upayakan untuk berani
mengatakan ya dan   tidak saat kita inginkan, berani membuat sebuah
permintaan, dan   mengkomunikasi perasaan kita dengan cara terbuka
dan langsung. Kita   harus belajar untuk mengadaptasikan sifat kita
pada beragam situasi   kerja, menjaga jaringan pertemanan, dan
membangun hubungan   yang dekat.
Saat membuat   pernyataan (langkah 2 dan langkah 3), pastikan:
1. Menggunakan   pernyataan saya (statement) dan bukan Anda
Atau orang   Lain
2. Spesifik dan jangan   umum
3. Mengekspresikan   perasaan dan opini Anda (bertanggung
jawab)
4. Tidak menilai orang   lain saat tidak diperlukan (menilai
bukan untuk tujuan   konstruktif)
5. Tidak memperluas /   membesar-besarkan masalah
2. Komunikasi   Agresif
Komunikasi ini dapat   mengurangi hak orang lain dan cenderung untuk
merendahkan   /mengendalikan/menghukum orang lain. Komunikasi ini
menenggelamkan hak   orang lain. Contoh komunikasi agresif : "Lakukan saja!".
Ciri-cirinya   komunikasi agresif adalah :
a. Ingin kemauan dan   pendapatnya diikuti
b. Memaksa orang untuk   melakukan hal-hal yang tidak ingin
dilakukan
c. Keras dan   bermusuhan
d. Menyerang secara   fisik atau verbal
e.   Interupsi
f.   Intimidasi
g. Ingin menang dengan   segala cara
h. Suka memakai   kambing hitam
i. Suka memakai figur   "Big Boss"
Komunikasi agresif   memiliki satu buah sub yaitu Komunikasi Agresif
tidak Langsung yang   berupaya untuk memaksa orang lain melakukan hal yang
kita kehendaki tetapi   mereka tidak menghendakinya. Istilah "pisau dibalik topeng
senyuman" mungkin   cocok dengan komunikasi agresif tidak langsung karena
cara-cara mereka   umumnya sopan, tenang, manipulative/menjebak, merendahkan
orang lain, dan   sabotase.
Orang yang melakukan   aggressive communication mungkin pada awalnya
merasa puas,   menang/superior dan cenderung untuk mengulangi   tindakannya.
Tetapi untuk jangka   panjangnya mereka dapat merasa bersalah (saat memikirkan
tindakannya), malu,   dan ditinggalkan teman. Pada akhirnya akan terus
menyalahkan orang lain   atau system. Balas dendam mungkin dapat dilakukan
oleh orang lain yang   sebelumnya disudutkan.
Gaya Komunikasi dengan   Orang Agresif
Orang dengan tipe   agresif ternyata merupakan orang yang sangat
menekan dan merupakan   pendengar yang buruk. Mereka selain bukan
seorang penyabar   melainkan pemarah dan penguasa atas orang lain,
mereka juga merupakan   orang yang sangat buruk ketika berkomunikasi
dengan pihak lain   karena kata-kata atau kalimat yang mereka gunakan.
Pernyataan mereka   kerap membuat kuping orang lain merah dan
dalam jangka panjang   dapat menghilangkan kesabaran dan toleransi orang
lain. Untuk itu, guna   menghadapi orang yang demikian, hal-hal berikut
dapat dijadikan   pedoman agar komunikasi yang dilakukan dapat memetik
hasil yang lebih   baik:
1. Biarkan mereka   bicara sepuasnya. Waktu harus disediakan lebih
banyak jika menghadapi   orang seperti ini karena tidak mudah untuk
menyampaikan pesan   kepada mereka yang merasa lebih tahu daripada
kita.
2. Tanggapi apa yang   mereka sampaikan seperlunya. Jangan berlebihan
karena hal ini akan   membuat mereka semakin bersemangat berbicara
karena merasa mendapat   dukungan dan feedback positif.
3. Jangan serang   pandangan mereka. Yang bisa dilakukan adalah kita
tidak melakukan   persetujuan terhadap sesuatu yang tidak benar.
4. Di antara   celah-celah pembicaraan orang tersebut, pujilah apa yang
tengah disampaikan dan   selipkanlah pesan Anda secara halus,
misalnya, "Pandangan   dan wawasan yang begitu luar biasa yang
pernah saya dengar.   Hal ini sesuai dengan apa yang ingin saya
sampaikan kepada Anda,   yaitu: ........................"
5. Sampaikanlah dengan   relatif lebih cepat agar tidak dipotong oleh orang
tersebut. Melalui   pujian di awal, biasanya orang akan tersanjung dan
'melayang' sesaat. Dan   pada saat itulah, waktu yang sangat tepat untuk
menyelipkan pesan /   urusan kita kepada mereka.
6. Jangan berbicara   terlalu pelan dan lamban dalam merangkai kata-kata
karena mereka tidak   akan sabar mendengarkan 'wejangan' kita yang
dianggap sesuatu yang   tidak sopan buat mereka. Kecepatan berbicara
harus   ditingkatkan.
7. Tataplah mereka   dengan serius ketika mereka menggerak-gerakkan
tubuh mereka yang   terkadang berlebihan saat berbicara.
8. Jangan pernah   tersinggung dengan tindakan orang tipe ini karena
memang demikian adanya   mereka. So, pahami sebelum berkomunikasi
dengan   mereka.
9. Memang tidak mudah   berkomunikasi dengan orang Agresif. Salahsalah,
jika tidak sabar,   dapat menimbulkan huru-hara baru. Jika telah
diketahui karakter   orang agresif berdasarkan daftar kebiasaan mereka
di atas, persiapkan   diri lebih baik dengan cara mencoba memahami
kekurangan dan   kelebihan dari orang tipe ini.
10. Dengan pengalaman   dan pengetahuan yang cukup, orang seperti ini
pasti akan dapat   'ditaklukkan' tanpa perlu harus berdebat atau
berperang terlebih   dahulu dengan mereka.
3. Komunikasi   Pasif
Komunikasi ini   merupakan lawan dari komunikasi agressive dimana orang
tersebut cenderung   untuk mengalah dan tidak dapat mempertahankan
kepentingannya   sendiri. Bahkan hak mereka cenderung dilanggar namum
dibiarkan. Mereka   cenderung untuk menolak secara pasif (dengan ngomel
dibelakang).
Ciri-ciri komunikasi   pasif ini adalah:
1. Orang yang jarang   mengungkapkan keinginan dan kebutuhan atau
perasaan
2. Mengikuti tuntutan   dan kemauan orang lain, ingin menghindari konflik
3. Tidak mampu   mempertahankan hak dan pribadinya
4. Selalu   mengedepankan orang lain
5. Minta maaf   berlebihan
6. Marah kecewa,   frustasi dipendam
7. Tidak tahu apa yang   diinginkan
8. Tidak bisa ambil   keputusan
9. Selalu mencari-cari   alasan atas tindakan Untuk jangka pendek,
komunikasi ini bisa   mengakibat rasa lega, terhindar dari rasa bersalah,
bangga, dan kasihan   pada diri sendiri. Namun untuk jangka panjang
dapat kehilangan   percaya diri dan hormat pada diri sendiri.
Gaya Komunikasi dengan   Orang Pasif
Orang dengan tipe   pasif ternyata merupakan orang yang sangat tidak
aktif dan terkesan   sangat sungkan. Mereka tidak suka peperangan dan selalu
mencari jalan damai   agar riak pertempuran tidak menimbulkan pertikaian
yang tidak   berkesudahan. Mereka juga kurang berani menyatakan apa   yang
mereka inginkan secara   terbuka. Sering pula memohon maaf untuk sesuatu
yang belum tentu   mereka lakukan secara keliru. Tidak memiliki ketegasan
dan keberanian menatap   lawan bicara. Sering membosankan lawan bicara
karena tidak   menerapkan variasi suara untuk memperindah ujaran.
Dengan karakter orang   pasif yang demikian, hal-hal berikut dapat dijadikan
pedoman agar   komunikasi yang dilakukan dapat memetik hasil yang lebih   baik:
1. Bicaralah   seperlunya dan mengena langsung ke sasaran karena mereka
tidak dapat menerima   terlalu banyak hal dalam satu kesempatan.
2. Tanyakan pandangan   mereka, jika tidak, mereka akan memilih diam
dan setuju dengan apa   yang tengah kita sampaikan.
3. Sampaikan kepada   mereka bahwa pandangan mereka sangat berharga.
4. Dorong mereka untuk   berbicara lebih banyak dengan menggunakan
pertanyaan terbuka,   seperti: bagaimana dan mengapa.
5. Jangan berbicara   terlalu cepat dan keras karena mereka mungkin akan
kaget dan makin ciut   untuk berbicara lebih banyak.
6. Mintalah mereka   menatap kita pada saat berkomunikasi untuk
mendapatkan hasil   lebih baik.
Memang tidak mudah   berkomunikasi dengan orang pasif. Dengan segala
tindakan mereka yang   cenderung menunjukkan ketidakpedulian dan
ketidakceriaan   terkadang dapat mengundang kebosanan dan kejenuhan orang
yang berbicara dengan   mereka. Hal terbaik yang perlu diingat adalah bahwa,
dorong dan motivasilah   mereka untuk berbicara lebih banyak dan lebih variatif
lagi dengan memberikan   pujian bahwa mereka sanggup melakukannya. Dengan
penghargaan diri yang   semakin meningkat ditujukan kepada orang-orang pasif ini,
niscaya kebiasaan   bicara yang kurang mengesankan tadi akan dapat meningkat
setahap demi   setahap.
Comments
Post a Comment