London - Ulah paedofil William James Vahey memicu kekhawatiran di sebuah sekolah di London, tempat Vahey pernah mengajar. Para mantan murid dan orangtua bertanya-tanya apakah mereka salah satu korban Vahey yang juga pernah mengajar di Jakarta International School (JIS) selama 10 tahun itu.
Vahey mengajar sejarah dan geografi di Southbank International School di London sejak 2009 hingga 2013. Pimpinan sekolah itu Sir Chris Woodhead menyatakan akan ada pertemuan bagi orangtua dengan polisi serta tim Dewan Perlindungan Anak Westminster terkait hal itu.
"Kecemasan utama orang tua mudah ditebak, mereka ingin informasi secepat mungkin tentang apakah ada gambar anak-anak mereka ditemukan di komputer Vahey itu," ujarnya seperti dilansir The Telegraph, Senin (28/4/2014).
Ulah Vahey terbongkar saat dia mendapat kontrak mengajar di American Nicaraguan School pada Maret 2014. Saat itu pembantu rumah tangganya menemukan USB yang berisi gambar-gambar pornografi anak remaja pria. Kasus ini kemudian dilaporkan oleh FBI. Dua hari setelah FBI memegang surat penggeledahan komputer Vahey, pria 64 tahun itu memilih bunuh diri pada 21 Maret 2014 di sebuah motel di Minnesota, AS.
Dalam websitenya, FBI menjelaskan rinci dugaan kejahatan yang dilakukan Vahey. FBI meminta publik membantu mengindentifikasi para korban Vahey, yang diduga sedikitnya berjumlah 90 anak. Sementara itu, salah seorang murid Vahey mengklaim tiga dari murid Vahey bunuh diri setelah dilecehkan oleh Vahey. Pengakuan itu datang dari Alicia, yang diajar oleh Vahey di Arab Saudi pada tahun 1990-an.
Alicia menyebut awalnya dia tidak menaruh curiga kepada Vahey kala itu namun dia mendengar rumor-rumor tentang Vahey setelah dia tak lagi bersekolah di situ. "…kemudian saat kami akan mengadakan reuni…orang-orang tertentu di lingkaran saya, ada tiga kasus bunuh diri siswa yang sangat popular yang telah dilecehkan dia," ungkap Alicia kepada Sky News.
Vahey mengajar sejarah dan geografi di Southbank International School di London sejak 2009 hingga 2013. Pimpinan sekolah itu Sir Chris Woodhead menyatakan akan ada pertemuan bagi orangtua dengan polisi serta tim Dewan Perlindungan Anak Westminster terkait hal itu.
"Kecemasan utama orang tua mudah ditebak, mereka ingin informasi secepat mungkin tentang apakah ada gambar anak-anak mereka ditemukan di komputer Vahey itu," ujarnya seperti dilansir The Telegraph, Senin (28/4/2014).
Ulah Vahey terbongkar saat dia mendapat kontrak mengajar di American Nicaraguan School pada Maret 2014. Saat itu pembantu rumah tangganya menemukan USB yang berisi gambar-gambar pornografi anak remaja pria. Kasus ini kemudian dilaporkan oleh FBI. Dua hari setelah FBI memegang surat penggeledahan komputer Vahey, pria 64 tahun itu memilih bunuh diri pada 21 Maret 2014 di sebuah motel di Minnesota, AS.
Dalam websitenya, FBI menjelaskan rinci dugaan kejahatan yang dilakukan Vahey. FBI meminta publik membantu mengindentifikasi para korban Vahey, yang diduga sedikitnya berjumlah 90 anak. Sementara itu, salah seorang murid Vahey mengklaim tiga dari murid Vahey bunuh diri setelah dilecehkan oleh Vahey. Pengakuan itu datang dari Alicia, yang diajar oleh Vahey di Arab Saudi pada tahun 1990-an.
Alicia menyebut awalnya dia tidak menaruh curiga kepada Vahey kala itu namun dia mendengar rumor-rumor tentang Vahey setelah dia tak lagi bersekolah di situ. "…kemudian saat kami akan mengadakan reuni…orang-orang tertentu di lingkaran saya, ada tiga kasus bunuh diri siswa yang sangat popular yang telah dilecehkan dia," ungkap Alicia kepada Sky News.
Comments
Post a Comment