Chapter 12: Consider the different means of differentiating products and services. Which ones have the most impact on your choices? Why? Can you think of certain brands that excel on a number of these different means of differentiation? (Hal.383)
Dari pertanyaan diatas, kami mencoba merangkum apa yang dapat kami petik dari halaman 361 tentang diferensiasi, tentang pentingnya pembedaan (diferensiasi) produk dan jasa. Kekhasan setiap merek dari produk maupun jasa suatu perusahaan pasti memiliki perbedaan yang unik. Semakin tinggi tingkat nilai kualitas dan berbeda, semakin sulit pesaing untuk meniru. Seorang pemasar harus memperhatikan hal ini, karena bila tidak maka akan dikalahkan oleh pesaingnya.
Pembedaan produk dipengaruhi oleh beberapa kriteria:
1. Bentuknya: setiap produk memiliki ukuran, ketajaman dan strukturnya yang berbeda.
2. Fiturnya: seberapa banyak produk yang ditawarkan memiliki keunggulan fitur dibandingkan yang lainnya. Semakin tinggi fiturnya, semakin bernilai produk tersebut.
3. Kostumisasi: sejauh mana perusahaan mampu membangun secara keseluruhan apa yang diinginkan konsumen.
4. Kualitas performa: sejauh mana perusahaan mampu membangun kualitas performa produknya.
5. Kualitas kenyamanan: sejauh mana perusahaan sudah membangun kualitas kenyamanan produknya? Apakah sudah dapat digunakan dengan layak?
6. Jangka waktu: berapa lama produk tersebut dapat digunakan. Contoh: Mesin cuci Electrolux memang mahal namun kualitas barang ini kuat dan resiko cepat rusak sangat kecil dibandingkan umur mesin cuci lainnya.
7. Daya tahan: sejauh mana produk memiliki daya tahan terhadap kerusakan.
8. Gaya modelnya: sejauh mana produk sudah memperhatikan model terbarunya dan sesuai minat dan kebutuhan konsumen. Contoh: banyak konsumen pembeli membeli tipe mobil keluarga yang simpel.
9. Kemampuan untuk diperbaiki: sejauh mana produk tersebut dapat diperbaiki. Suku cadangnya banyak. Sebagai contoh: Produk motor Honda sangat mendominasi karena suku cadangnya lebih mudah untuk dicari.
Kesimpulan kecil: Dalam sebuah strategi penjualan didalam pasar, tak hanya harga dan teknologi yang menjadi persaingan dalam pasar, melainkan pula desain produk yang menentukan ketertarikan konsumen. Semakin berkualitas, semakin punya nilai tambah, dan semakin mudah digunakan, secara otomatis konsumen akan menyukai.
Pembedaan (diferensiasi) jasa dikelompokkan dalam beberapa bentuk:
1. Ordering Oase: Penawaran jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Biasanya melalui jaringan internet online yang menjual jasa pembuatan. Sebagai contoh jasa online pembuatan paspor luar negri atau pemesanan tiket pesawat terbang melalui internet online.
2. Delivery: Sistem Jasa pengantar. Contoh: Pizza Hut Delivery menawarkan kecepatan dalam mengantar barang kepada konsumen pemesan kurang lebih 30 menit.
3. Installation: sistem instalasi untuk mengaktifkan suatu produk di lokasi tertentu.
4. Customer Training: Sejauh mana sebuah perusahaan menawarkan jasa untuk mengajarkan produk yang ditawarkan kepada konsumen. Semakin mudah dan cepat dalam penggunaan, semakin tinggi harapan konsumen terhadap produknya.
5. Consumer Consulting: Perusahaan jasa yang menawarkan data informasi tentang perilaku pelanggan atau konsumen. Biasanya berbentuk penelitian. Semakin banyak penelitian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan lain, semakin banyak data yang akan dibeli.
6. Maintenance: Pelayanan jasa untuk memperbaiki dan merawat.
Kesimpulan kecil: Perusahaan jasa yang mampu menawarkan nilai lebih kepada konsumen, khususnya soal kecepatan dan ketepatan, hal ini bisa memenuhi ekspektasi konsumen dan bisa mengarah kepada loyalitas konsumen.
Pendapat kami, diferensiasi produk masih sangat memiliki dampak lebih tinggi karena produk sangat dekat dengan unsur kualitas. Sebuah produk yang tidak berkualitas dan murah memang bisa menjaring kebutuhan konsumen kalangan menengah ke bawah. Tetapi kebanyakan konsumen menuntut sebuah kualitas, keunggulan dan daya tahan dibandingkan produk lainnya. Apalagi, persaingan produk semakin lama semakin tinggi dan terus selalu tampil dengan produk yang lebih baru. Contoh yang saya ambil adalah kendaraan mobil BMW. Walaupun mahal, mobil ini mampu menampilkan kualitas kenyamanan yang luar biasa bagi penggunanya kalangan menengah keatas. Nilai janji kenyamanan yang diberikan BMW tidak mempengaruhi bagi para peminatnya untuk mengeluarkan kocek yang banyak.
Chapter 13: Colleges, universities, and other educational institutions can be classified as service organizations. How you can apply the marketing principles developed in this chapter to your school? Do you have any advice as to how it could become a better service marketer?
Perguruan tinggi, universitas dan lembaga pendidikan lainnya dapat diklasifikasi sebagai organisasi jasa yang tidak memproduksi bentuk barang yang diperjualkan kepada konsumen. Mereka menjual layanan pendidikan: ilmu pengetahuan dari pendidik, informasi jenjang pendidikan, seminar. Bila berbicara organisasi jasa, tingkat ketertarikan konsumen sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanannya. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menjaga kualitas pelayanan bagi konsumen, sebagai berikut:
1. Seberapa besar para konsumen terbantu untuk mendapatkan informasi? Jika sangat terpuaskan oleh pelayanan organisasi ini maka akan menciptakan citra yang baru bagi konsumen dan menjadi pembicaraan dari mulut ke mulut.
2. Lembaga pendidikan harus memperhatikan seberapa besar kualitas para pengajarnya karena sangat menentukan kredibilitasnya di mata konsumen.
3. Lembaga pendidikan harus memperhatikan seberapa besar standarisasi pelayanan sudah diterapkan kedalam organisasi jasa.
4. Seberapa jauh lembaga pendidikan sudah membuat pada konsumen menjadi delighted?
5.
6. Sistem kinerja lembaga pendidikan harus jelas khususnya dalam soal administrasi.
7. Lembaga pendidikan perlu tetap mengadakan promosi kepada konsumen.
8. Lembagai pendidikan hendaknya memperhatikan hadirnya kemajuan teknologi untuk menarik minat konsumen. Sebagai contoh: layanan internet gratis yang memadai. Keterlibatan teknologi yang baik merupakan salah satu bentuk pelayanan dari lembaga pendidikan untuk mendapatkan akses informasi yang mendukung.
Chapter 14: Think of the various pricing methods described in this chapter-markup pricing, target-return pricing, perceived-value pricing, value pricing, going-rate pricing and auction-type pricing. As a consumer, which method do you personally prefer to deal with? Why? If the average price were to stay the same, which would you prefer: 1. For firms to set one price and not deviate or 2. To employ slightly higher prices most of the year, but slightly lower discounted prices or specials for certain occasions?
Markup Pricing adalah tindakan perusahaan dengan menaikkan harga sedikit lebih tinggi dari fixed cost sebagai nilai profit bagi perusahaan. Model ini sudah biasa dilakukan oleh kebanyakan perusahaan pada umumnya. Setiap perusahaan pasti akan mengambil keuntungan dari produk atau jasa yang dijualnya.
Perceived-value pricing adalah tindakan perusahaan menentukan harga produk atau jasa setara dengan nilai yang dikeluarkan secara detail. Hal ini biasanya terjadi pada kesepakatan dengan perusahaan kontraktor atau development.
Value pricing adalah tindakan penentuan harga produk atau jasa perusahaan dengan menaik-turunkan nilai harga bagi konsumen. Model ini biasanya digunakan di supermarket Carrefour, Giant dan LotteMart karena menawarkan harga yang terus bervariasi. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar naik turunnya harga mempengaruhi minat beli konsumen. Jika harga perlahan makin tinggi dan daya beli konsumen tetap kuat, maka harga akan tetap tinggi. Namun, jika daya beli suatu produk atau jasa rendah, maka harga diturunkan.
Going-rate pricing ialah tindakan penentuan harga produk atau jasa perusahaan dengan menyesuaikan harga kompetitor. Model ini sering dipakai oleh perusahaan yang bergerak di bidang retail yang sejenis. Mereka sering melakukan perbandingan harga. Sebagai contoh toko Buku Times, Kinokuniya dan Periplus yang menjual buku import. Mereka saling melakukan perbandingan harga.
Terakhir, Auction-type pricing ialah tindakan penentuan harga produk atau jasa yang disebabkan oleh faktor kelangkaan. Biasanya model ini dipakai untuk mengadakan lelang barang atau seperti layanan website E-bay dan Kaskus Community.
Sebagai konsumen pada umumnya kami lebih tertarik dengan penggunaan value pricing karena harga terus dikontrol dan menyesuaikan minat beli konsumen. Harga yang digunakan cenderung bervariasi, naik turun. Namun ketika saat ada event tertentu seperti ulang tahun perusahaan ataupun hari raya, terjadi harga diskon. Hal itu justru bisa menciptakan daya beli konsumen yang makin tinggi. Model ini menurut kami sangat efisien sebab harga seakan ditentukan oleh konsumen sendiri. Perusahaan mencoba untuk mengenali gejala psikologis konsumen.
Bagaimana jika harga produk atau jasa selalu konstan? Apakah disamaratakan satu harga atau pada event tertentu harga menjadi lebih murah? Kami melihat beberapa contoh: ada took yang menjual barang seharga Rp 5000 semua.
Petrus Hepi Witono
E-mail \\ hepi@periplus.co.id
Phone \\ 081905082435
Blog \\ www.lembutambun.blogspot.com
Our Bookshop www.PERIPLUS.com
Comments
Post a Comment